Oleh: Ria Rahmawati, S.Pd.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad 21 kini semakin berkembang, sehingga mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia, salah satunya adalah bidang pendidikan. Sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia abad ini yang merupakan cita-cita setiap bangsa untuk mencapai kesejahteraan dan kehidupan yang setara dan terhormat di antara bangsa-bangsa lain di dunia global. Indonesia harus mengembangkan kualitas sumber daya manusia untuk bersaing di dunia. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia untuk hidup sebagai individu dan warga negara yang setia, emosional, inovatif, kreatif, produktif dan mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat, bangsa, negara dan peradaban dunia. Menurut hasil pengamatan, keterampilan penalaran masih kurang di pembelajaran kimia, dan siswa kebanyakan masih bersifat individual. Hal ini menyebabkan kurangnya komunikasi dan kerja sama siswa tidak berkembang dengan baik. Padahal interaksi siswa sangat penting untuk membantu siswa memahami materi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Langkah yang saya gunakan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama dan aktivitas siswa pada pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yang saya gunakan adalah Two Stay and Two Stray (TSTS). Menurut Februeny (2014), Two Stay Two Stray (TSTS) adalah model pembelajaran kooperatif yang menawarkan kesempatan kepada kelompok untuk berbagi hasil dan pengetahuan dengan kelompok lain. Model TSTS merupakan model pembelajaran kelompok yang bertujuan agar siswa memiliki keterampilan kerja sama tim yang baik, membantu memecahkan masalah bersama, memotivasi teman lain untuk berhasil dan bertanggung jawab. Model pembelajaran TSTS dapat diterapkan pada semua mata pelajaran sehingga sistem dua di rumah dan dua tamu. Model TSTS yang saya gunakan dengan mengubah jumlah yang bertamu menjadi empat siswa karena dalam kelompok yang dibuat setiap kelompok terdiri atas enam siswa. Saya menerapkan model pembelajaran TSTS pada materi Minyak Bumi dengan menggunakan poster yang dibuat oleh siswa secara kelompok dengan tema sub materi Minyak bumi yang berbeda-beda. Di awal pembelajaran siswa berdiskusi menentukan isi poster yang akan disajikan, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan informasi melalui diskusi, menilai pemahaman diri dan mengembangkan gagasan.
Kegiatan berikutnya setelah poster selesai dibuat, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menjelaskan materi apa yang akan disampaikan dalam presentasinya dan dilanjutkan melaksanakan pameran dengan model TSTS. Pada kegiatan ini semua siswa antusias untuk menunjukkan pengetahuan yang diperoleh serta dapat melakukan interaksi tanya jawab dengan mudah. Penerapan model TSTS berbantuan poster menunjukkan dapat membimbing siswa untuk berkolaborasi dengan teman lainnya serta membangun pengetahuannya sendiri secara langsung sehingga membuat pengetahuan yang diperolehnya menjadi lebih bermakna dalam ingatannya dan aktivitas belajar siswa menjadi meningkat selama pembelajaran. Menurut Kodir (2011), kinerja siswa tercermin dari aktivitas yang terjadi selama pembelajaran, dimana siswa berpartisipasi secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk pembelajaran. Suasana yang penuh interaksi antara siswa dan kelompok bermanfaat untuk mengenalkan siswa dan dapat mengurangi individualitas siswa selama pembelajaran di kelas. Melakukan presentasi di depan teman mendorong siswa untuk terlebih dahulu menguasai materi sehingga ketika hasil diskusi dikomunikasikan akan mudah dipahami oleh teman yang lain. Pola percakapan dan interaksi yang demikian membuat siswa merasa malu untuk bertanya kepada temannya ketika mengalami kesulitan.
Dari berbagai aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran materi minyak dengan menggunakan model TSTS (Two Stay and Two Stray) dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan menggunakan poster dapat meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran dan siswa belajar langsung berdiskusi dengan teman-temannya dari pembuatan poster, menyusun penjelasannya, mengkomunikasikannya, serta menyusun pengetahuan yang diperoleh dari kelompokk lainnya membuat siswa menjadi pelaku utama dalam pembelajaran.