Melimpahnya Panen Jagung di Kabupaten Grobogan Sebagai Alternatif Solusi Bahan Pembuatan Tempe

Oleh: Weny Widyastuti, S.Pd.

“Pernahkah kalian mendengar atau mendapatkan informasi tempe yang berbahan jagung? Atau bahkan sudah pernah merasakan tempe jagung?”

Kita ketahui bahwa tempe merupakan salah satu makanan yang khas dan tidak asing lagi di Indonesia. Tempe sudah seperti menjadi makanan wajib yang mesti ada di meja makan orang Indonesia baik dari masyarakat kalangan menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Hal ini tempe dikarenakan pengolahan tempe sendiri yang sudah kreatif dan inovatif yaitu menjadikan tempe dengan berbagai variasi yang dapat menambah cita rasa dan tampilan lebih menarik dari tempe tersebut untuk dapat dikonsumsi.

Menariknya sampai sekarang diaspora yang berada di berbagai negara pun telah memproduksi tempe mulai dari skala kecil (rumahan) hingga skala besar (pabrik tempe). Misalnya Rustono, orang Indonesia yang bermukim di Jepang, Ia telah mempopulerkan tempe menjadi makanan yang mendunia. Ternyata sekarang ini tempe bukan saja menjadi peluang bisnis kecil tetapi sudah bisa menjadi produk olahan yang berskala besar (pabrik). Beberapa negara yang telah memproduksi tempe berskala pabrik contohnya Jepang, Amerika, Australia, dan masih ada lagi lainnya. Sehingga produksi tempe sekarang bukan lagi untuk kalangan orang Indonesia saja, tetapi juga menjadi brand makanan khas Indonesia yang dapat dinimkati warga negara lain.

Tempe pada awalnya adalah makanan yang berbahan dasar dari kedelai. Kedelai sebagai bahan baku tempe yang umum digunakan harganya cenderung naik dengan dramatis bahkan hampir mencapai 100%. Naiknya harga kedelai dikarenakan kebutuhan terhadap kedelai yang tinggi tetapi tidak disertai produksi kedelai yang besar pula. Dengan naiknya harga kedelai menjadikan harga tempe pun menjadi naik. Kini tempe bukanlah makanan yang ”murah meriah” tapi telah menjadi makanan yang setara harganya dengan lauk pauk lainnya seperti ikan. Hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, apa lagi disertai dengan kenaikan kebutuhan lainnya. Akan tetapi rupanya ada bahan dasar lain yang juga dapat dijadikan sebagai tempe, baik dari kelompok kacang-kacangan maupun biji-bijian. Misalnya dari tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, atupun dari biji-bijian seperti biji lamtoro dan biji trembesi. Selain itu, salah satu tanaman biji-bijian yang dapat dijadikan sebagai tempe adalah biji jagung. Biji jagung dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku pembuatan tempe terutama bagi masyarakat yang memiliki komoditas besar hasil panen di wilayahnya.

Berdasarkan hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, komoditas jagung di Grobogan telah menjadi penyumbang pangan nasional. Bupati Kabupaten Grobogan, Sri Sumarni juga menyatakan bahwa Kabupaten Grobogan selama ini merupakan salah satu sumber lumbung jagung. Dimana, produksi jagung di Kabupaten Grobogan menyumbang 29,3 persen dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 persen dari produksi jagung nasional (AdminGro 4, 2019).

Selain bertujuan untuk menekan harga kedelai, jagung memiliki nilai yang ekonomis dan sebagai bahan pangan pokok ketiga di Indonesia. Dibandingkan dengan produksi kedelai di Indonesia yang tidak stabil, mengakibatkan Indonesia harus mengimpor kedelai dari negara lain, dan membuat harga tempe menjadi meningkat drastis. Oleh karena itu juga, jagung dipilih sebagai bahan alternatif pengganti kedelai karena bahan bakunya sendiri memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Disamping itu, jagung memiliki kandungan nutrisi yang berbeda dengan kedelai terutama kandungan karotenoid pada warna kuning hingga ke jingganya jagung. Karotenoid di dalam kesehatan pun berperan dalam menjaga kesehatan mata, menurunkan risiko kanker, dan melindungi jantung. Berdasarkan manfaat tersebut, maka bahan baku jagung menjadi tempe selain menjadikan lebih menarik, menambah variasi, juga memiliki kandungan yang banyak manfaat bagi tubuh. Disamping itu produksi tempe dari jagung juga dapat mengurangi biaya produksi dan impor kedelai Indonesia dari luar negeri.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *